Bupati Gus Haris Bangkitkan Sepakbola dari Desa, Cetak Generasi Muda yang Tangguh

Redaksi


Detik Nusantara Probolinggo - Ada semangat yang membara dari ruang pertemuan Argopuro, Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (8/4/2025). Di sana, Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris menyambut kedatangan Tim Sepakbola U-14 Elite Soccer Academy Jawa Power YTL bersama sekelompok anak-anak pecinta bola. Mereka datang bukan sekadar bersilaturahmi, tapi membawa harapan—sebuah impian besar untuk membangkitkan gairah sepakbola di kalangan generasi muda Probolinggo.


Tak sendiri, Gus Haris didampingi dua tokoh penting dalam dunia pendidikan dan olahraga daerah: Kepala Disdikdaya Dwijoko Nurjayadi dan Kepala Disporapar Heri Mulyadi. Pertemuan itu terasa penuh energi, seperti ruang yang dipenuhi mimpi-mimpi anak muda yang ingin menendang bola hingga langit.

Gus Haris menegaskan, ini bukan sekadar wacana. Pemerintah Kabupaten Probolinggo tengah menyusun langkah nyata untuk menciptakan ekosistem sepakbola yang sehat, kompetitif, dan berkelanjutan. Rencananya membumikan sepakbola mulai dari desa. Ya, dari akar rumput!

“Kita ingin sepakbola hidup di desa-desa. Bukan cuma soal juara, tapi soal karakter, sportivitas, dan semangat kebersamaan,” tegas Gus Haris.


Langkah awalnya sudah dirancang. Kompetisi berjenjang bakal digelar dari tingkat desa, kecamatan, hingga sekolah. Semua akan dilibatkan—sekolah negeri, swasta, bahkan pesantren. Bukan cuma soal menang-kalah, tapi soal belajar mencintai proses.


Tak berhenti di situ, Gus Haris juga membuka pintu kolaborasi dengan pelatih-pelatih nasional. Bahkan beberapa nama dari Persebaya dan sekolah bola di Jakarta siap datang memberi pelatihan khusus untuk anak-anak Probolinggo.


“Kita ingin masyarakat bangga pakai jersey Probolinggo, bukan cuma pas Timnas main. Kita hidupkan identitas dan kebanggaan lewat sepakbola,” ujarnya dengan mata berbinar.


Sebagai bentuk dukungan penuh, Pemkab Probolinggo juga akan menyediakan beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi di bidang olahraga. Pendidikan tetap jadi prioritas, tapi talenta di lapangan hijau juga tak boleh dibiarkan begitu saja.


“Beasiswa ini harapannya bisa jadi pemicu semangat. Bakat boleh lahir dari mana saja, tapi dengan dukungan yang tepat, kita bisa menciptakan bintang masa depan,” sambungnya.


Gus Haris pun telah menginstruksikan agar Disdikdaya dan Disporapar segera menyusun kompetisi resmi: Liga Desa dan Liga Sekolah. Ajang ini akan jadi panggung bagi atlet muda untuk menunjukkan taringnya. Dan bukan sekadar unjuk kebolehan, tapi juga belajar soal kerja keras, disiplin, dan mental juara.


“Sepakbola bukan cuma soal menang, tapi soal proses membentuk pribadi yang kuat. Kita ingin anak-anak muda Probolinggo tumbuh jadi generasi yang sehat, berani, dan punya mimpi besar,” tutup Gus Haris penuh semangat. 

(BR**)