Detik Nusantara Probolinggo - Expo Pendidikan dan UMKM turut menyemarakkan rangkaian peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) serta Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PWNU Jawa Timur. Acara ini berlangsung di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, mulai Senin hingga Minggu (20-26/1/2025).
Kegiatan yang berpusat di halaman kampus Universitas Nurul Jadid (Unuja) ini melibatkan 215 institusi perguruan tinggi dan pelaku UMKM di Jawa Timur. Perguruan tinggi yang berpartisipasi meliputi kampus-kampus berbasis pesantren atau Nahdlatul Ulama, baik negeri maupun swasta.
KH Abdul Hamid Wahid, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, menjelaskan bahwa expo ini lebih dari sekadar pameran biasa. Selain memamerkan produk, kegiatan ini juga mencakup berbagai rangkaian seperti pelatihan bisnis (business coaching) dan penetapan standar mutu usaha. “Tujuannya adalah mengintegrasikan dunia pendidikan dan ekonomi, agar bersama-sama menghadapi tantangan masa depan,” ujar Kiai Hamid yang juga Wakil Ketua PWNU Jawa Timur.
Lebih lanjut, Kiai Hamid menambahkan bahwa Universitas Nurul Jadid tengah mencanangkan konsep "entrepreneurship university" atau kampus kewirausahaan. Harapannya, civitas akademika dapat berkontribusi nyata kepada masyarakat melalui pendekatan kewirausahaan. “Benchmarking yang dilakukan dalam expo ini diharapkan menjadi tradisi positif untuk menilai dan membandingkan kemajuan pendidikan dan ekonomi,” tambahnya.
Expo ini juga diramaikan berbagai talk show menarik. Salah satunya menghadirkan Emil Dardak, pengusaha sekaligus Wakil Gubernur Jawa Timur, yang membawakan tema “Langkah Transformasi Jiwa Kemandirian Santri menjadi Kewirausahaan Santri.” Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, juga turut berbicara dalam acara ini.
Selain itu, Novi Basuki, seorang penulis dan peneliti tentang Islam di Tiongkok, mengisi talk show bertema “Bagaimana China Mengubah Nasibnya Lewat Pendidikan.” Dalam sesi ini, ia membahas peran pendidikan dalam transformasi sosial dan ekonomi yang berhasil dicapai oleh China, serta pelajaran yang bisa diambil oleh Indonesia.
Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur, M. Noor Harisuddin, menegaskan bahwa expo ini merupakan wujud nyata dari gerakan Nahdlatut Tujjar, salah satu fondasi berdirinya NU. “Gerakan ini sempat tertinggal dibandingkan gerakan pemikiran (taswirul afkar) dan kebangsaan (nahdlatul wathan). Namun, dengan expo ini, pendidikan dan ekonomi dapat bertemu dan memberikan kontribusi besar bagi umat,” ujarnya.
(BR***)