Detik Nusantara Probolinggo - Pilkada Kabupaten Probolinggo tahun 2024 menjadi sorotan publik seiring munculnya sejumlah fenomena menarik dari kontestasi politik. Salah satunya adalah pasangan calon nomor urut satu, H. Zulmi Noor Hasani dan H. Abdul Rasit, S.E., yang kian hangat diperbincangkan dikalangan masyarakat Pasangan ini membawa semangat perubahan untuk masyarakat Probolinggo dengan visi dan misi membangun daerah menuju kesejahteraan yang lebih baik. Namun, belakangan ini, dinamika politik mereka diwarnai oleh beredarnya video yang memperlihatkan aksi bagi-bagi amplop yang berisikan uang di Desa Gili kecamatan Sumberasih.
Video yang memperlihatkan seseorang berbaju hitam yang diduga bagian dari tim sukses pasangan ini tengah membagikan sejumlah amplop berisikan uang kepada warga, mengundang berbagai respons dari masyarakat setempat dan pemerhati politik. Di tengah kampanye yang semestinya fokus pada adu gagasan dan program, kehadiran video ini menjadi sebuah ironi, menggiring perbincangan seputar etika dalam praktik politik di tingkat daerah. Tak pelak, isu ini menyulut spekulasi apakah tindakan tersebut merupakan bagian dari strategi politik atau sekadar bentuk “serangan balik” dari lawan politik.
Munculnya video ini memicu beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian menilai hal ini sebagai bentuk penyimpangan yang bertentangan dengan semangat demokrasi yang bersih, sedangkan sebagian lain mencoba melihatnya dari perspektif positif, bahwa bantuan tersebut diberikan sebagai bentuk kepedulian terhadap warga setempat. Namun, tetap saja, dalam suasana pilkada, isu ini lebih dipandang sebagai tindakan yang mencederai kepercayaan publik terhadap pasangan calon nomor urut satu ini.
Masyarakat Kabupaten Probolinggo berharap agar pilkada kali ini melahirkan pemimpin yang benar-benar murni berjuang untuk kesejahteraan rakyat. Mereka menginginkan seorang pemimpin yang berintegritas, yang bukan hanya sekadar tampil menjelang pemilu, tetapi juga siap menepati janji-janji politik setelah terpilih. Isu bagi-bagi uang ini menjadi pelajaran penting, bahwa pilkada adalah kesempatan emas untuk memajukan demokrasi yang bersih dan bermartabat.
(Team***)